Diinformasikan kepada seluruh mahasiswa penerima Bantuan Bidikmisi
angkatan tahun 2010 s/d 2013, bahwa pencairan dana biaya hidup ke
mahasiswa maupun biaya pendidikan yang harus dibayarkan ke Universitas
oleh DIKTI pada semester genap tahun 2013/2014, mengalami keterlambatan.
Hal ini disebabkan karena mulai tahun 2014 ada perubahan sistem proses
pencairan dana.
Semua pengeluaran uang negara harus melalui sistem baru
(SPAN) yang dikelola oleh KPPN (Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan
Negara) Jakarta. Saat ini semua usulan dari UGM maupun perguruan tinggi
lain di seluruh Indonesia sudah diproses oleh Dikti, namun masih harus
menunggu proses lebih lanjut dari pihak KPPN. Dimohon semua mahasiswa
penerima Bantuan Bidikmisi dapat memahami,bersabar dan berdoa agar semua
urusan berjalan dengan lancar sebagaimana yang diharapkan oleh semua
pihak.
Pencairan Bidikmisi 2014 Terancam Terlambat
JAKARTA – Pencairan beasiswa Bidikmisi untuk 147 ribu mahasiswa
miskin semester I (Maret–Agustus) terancam mengalami keterlambatan.Beasiswa yang harusnya cair awal Maret ini belum juga disalurkan hingga
hari ini disebabkan adanya penggunaan aplikasi baru dalam sistem
pencairan keuangan.Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemdikbud, Illah
Sailah, mengatakan sampai hari ini pihaknya masih terus menggelar rapat
untuk mencari solusi pencairan Bidikmisi. Keterlambatan pencairan
Bidikmisi periode Maret–Agustus disebabkan adanya penggunaan aplikasi
baru dalam pencairan keuangan.
"Maka kami sedang mencocokkan dulu format-formatnya," ujar Illah saat dihubungi di Jakarta, Selasa (18/3).Dirinya berjanji pencairan Bidikmisi periode Maret–Agustus paling
lambat akhir Maret 2014. "Insya Allah bulan ini bisa cair. Kita akan
percepat minggu depan," ungkap Illah.Untuk diketahui, pencairan
beasiswa Bidikmisi dilakukan setiap enam bulan sekali yang terbagi
menjadi dua periode, yakni Maret–Agustus dan September–Februari. Selain
karena hambatan sistem baru, kata Illah, Kemdikbud masih menunggu
menunggu penetapan oleh rektor-rektor yang mahasiswanya menerima
Bidikmisi.
Pencairan uang ke mahasiswa Bidikmisi harus
berdasarkan penetapan rektor yang bersangkutan. Sebab ada sejumlah data
yang harus disinkronkan, terutama untuk data mahasiswa yang pindah, drop
out, atau meninggal dunia. Keterlambatan dalam penetapan oleh rektor
ini juga akan menjadi potensi keterlambatan dalam pencairan Bidikmisi."Jadi tiap semester baru rektor harus menetapkan kembali. Jika ada pergantian, juga harus memberi tahu," kata Illah.
Illah mengungkapkan saat ini baru 52 ribuan mahasiswa dari 147 ribu
penerima Bidikmisi yang telah ditetapkan oleh rektornya. "Ini juga akan
jadi masalah jika rektornya telat menetapkan," ujarnya.
Dihubungi
terpisah, Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Bedjo Suyanto,
mengatakan bahwa, hingga saat ini, 2.226 mahasiswa penerima Bidikmisi di
UNJ belum menerima dana beasiswa tersebut.
"Memang anggarannya belum ada dari dikti, dari Bu Illah-nya belum turun," kata Bedjo.
Tahun lalu, menurut Bedjo, keterlambatan disebabkan adanya pencairan
DIPA yang telat dari APBN. "Tapi kalau tahun ini kan anggaran dari APBN
tidak terlambat. Saya belum konfirmasi apa penyebabnya," ujar Bedjo.Rektor Universitas Hassanudin, Makasar, Idrus Paturussi, juga
mengungkapkan hal senada. Sekitar 3.000 mahasiswa penerima Bidikmisi
belum menerima kucuran beasiswa yang seharusnya diterima awal Maret
tersebut."Kami sudah tanyakan. Menurut Dikti, keterlambatan
disebabkan belum selesainya proses evaluasi penerima Bidikmisi yang
dilakukan oleh Kemdikbud," papar Idrus.
Ia berharap pihak Dikti
dapat segera menyelesaikan persoalan teknis tersebut agar keterlambatan
itu tidak sampai melewati Maret."Kasihan mahasiswa. Tapi jika ada mahasiswa yang betul-betul membutuhkan, tidak jarang kami talangi dulu," ungkapnya.Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, mengatakan jika terjadi
keterlambatan penyaluran Bidikmisi, salah satunya menjadi tanggung jawab
Kemdikbud meski ada juga peran dari pihak kampus itu sendiri.
Terutama dalam kecepatan pelaporan pembaruan data mahasiswa penerima
Bidikmisi. "Harus dibangun sistem online yang terpadu sehingga updating
data bisa cepat dilakukan," ujarnya.
Jumlah penerima Bidikmisi di UI sampai tahun ini mencapai 2.400 mahasiswa dengan jumlah penerima 600 mahasiswa tiap angkatan.Sementara itu, Dirjen Dikti Kemdikbud, Djoko Santoso, mengatakan bahwa
dalam penyaluran Bidikmisi juga membutuhkan kerja sama dari pihak
perguruan tinggi. "Kalau rektor telat menyetor data penerima, maka
pencairannya juga bisa telat," ungkap Djoko.
Menurut mantan
Rektor ITB itu, sistem pencairan Bidikmisi di Kemdikbud sudah bagus,
namun terkadang perlu kerja sama yang baik pula dari pihak PT. "Kalau
sistemnya sudah bagus, SDM-nya saja yang perlu diperbaiki. Maret masih
tersisa beberapa hari lagi, mudah-mudahan tidak sampai April," pungkas
Djoko. (cit/N-1)
Subscribe to:
Posts (Atom)