Unit Kegiatan Mahasiswa GAMADIKSI USU

Pencairan Bidikmisi 2014 Terancam Terlambat

JAKARTA – Pencairan beasiswa Bidikmisi untuk 147 ribu mahasiswa miskin semester I (Maret–Agustus) terancam mengalami keterlambatan.Beasiswa yang harusnya cair awal Maret ini belum juga disalurkan hingga hari ini disebabkan adanya penggunaan aplikasi baru dalam sistem pencairan keuangan.Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kemdikbud, Illah Sailah, mengatakan sampai hari ini pihaknya masih terus menggelar rapat untuk mencari solusi pencairan Bidikmisi. Keterlambatan pencairan Bidikmisi periode Maret–Agustus disebabkan adanya penggunaan aplikasi baru dalam pencairan keuangan.

"Maka kami sedang mencocokkan dulu format-formatnya," ujar Illah saat dihubungi di Jakarta, Selasa (18/3).Dirinya berjanji pencairan Bidikmisi periode Maret–Agustus paling lambat akhir Maret 2014. "Insya Allah bulan ini bisa cair. Kita akan percepat minggu depan," ungkap Illah.Untuk diketahui, pencairan beasiswa Bidikmisi dilakukan setiap enam bulan sekali yang terbagi menjadi dua periode, yakni Maret–Agustus dan September–Februari. Selain karena hambatan sistem baru, kata Illah, Kemdikbud masih menunggu menunggu penetapan oleh rektor-rektor yang mahasiswanya menerima Bidikmisi.

Pencairan uang ke mahasiswa Bidikmisi harus berdasarkan penetapan rektor yang bersangkutan. Sebab ada sejumlah data yang harus disinkronkan, terutama untuk data mahasiswa yang pindah, drop out, atau meninggal dunia. Keterlambatan dalam penetapan oleh rektor ini juga akan menjadi potensi keterlambatan dalam pencairan Bidikmisi."Jadi tiap semester baru rektor harus menetapkan kembali. Jika ada pergantian, juga harus memberi tahu," kata Illah.

Illah mengungkapkan saat ini baru 52 ribuan mahasiswa dari 147 ribu penerima Bidikmisi yang telah ditetapkan oleh rektornya. "Ini juga akan jadi masalah jika rektornya telat menetapkan," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Bedjo Suyanto, mengatakan bahwa, hingga saat ini, 2.226 mahasiswa penerima Bidikmisi di UNJ belum menerima dana beasiswa tersebut.
"Memang anggarannya belum ada dari dikti, dari Bu Illah-nya belum turun," kata Bedjo.

Tahun lalu, menurut Bedjo, keterlambatan disebabkan adanya pencairan DIPA yang telat dari APBN. "Tapi kalau tahun ini kan anggaran dari APBN tidak terlambat. Saya belum konfirmasi apa penyebabnya," ujar Bedjo.Rektor Universitas Hassanudin, Makasar, Idrus Paturussi, juga mengungkapkan hal senada. Sekitar 3.000 mahasiswa penerima Bidikmisi belum menerima kucuran beasiswa yang seharusnya diterima awal Maret tersebut."Kami sudah tanyakan. Menurut Dikti, keterlambatan disebabkan belum selesainya proses evaluasi penerima Bidikmisi yang dilakukan oleh Kemdikbud," papar Idrus.

Ia berharap pihak Dikti dapat segera menyelesaikan persoalan teknis tersebut agar keterlambatan itu tidak sampai melewati Maret."Kasihan mahasiswa. Tapi jika ada mahasiswa yang betul-betul membutuhkan, tidak jarang kami talangi dulu," ungkapnya.Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, mengatakan jika terjadi keterlambatan penyaluran Bidikmisi, salah satunya menjadi tanggung jawab Kemdikbud meski ada juga peran dari pihak kampus itu sendiri.

Terutama dalam kecepatan pelaporan pembaruan data mahasiswa penerima Bidikmisi. "Harus dibangun sistem online yang terpadu sehingga updating data bisa cepat dilakukan," ujarnya.
Jumlah penerima Bidikmisi di UI sampai tahun ini mencapai 2.400 mahasiswa dengan jumlah penerima 600 mahasiswa tiap angkatan.Sementara itu, Dirjen Dikti Kemdikbud, Djoko Santoso, mengatakan bahwa dalam penyaluran Bidikmisi juga membutuhkan kerja sama dari pihak perguruan tinggi. "Kalau rektor telat menyetor data penerima, maka pencairannya juga bisa telat," ungkap Djoko.

Menurut mantan Rektor ITB itu, sistem pencairan Bidikmisi di Kemdikbud sudah bagus, namun terkadang perlu kerja sama yang baik pula dari pihak PT. "Kalau sistemnya sudah bagus, SDM-nya saja yang perlu diperbaiki. Maret masih tersisa beberapa hari lagi, mudah-mudahan tidak sampai April," pungkas Djoko. (cit/N-1)


EmoticonEmoticon